Berita

Dorong Internasionalisasi, Fisipol UMY Jalin Kerjasama dengan Cheng Kung University

Untuk mendukung kegiatan Internasionalisasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menjalin kerjasama dengan College of Social Sciences Cheng Kung University. Penandatanganan kerjasama berbentuk Memorandum of Agreement (MoA) dilaksanakan pada Sabtu (01/04) di Ruang Amphiteather Gedung Pascasarjana lantai 4 UMY. Penandatanganan dilakukan oleh Dekan dari kedua institusi yakni Prof. Dr. Yue-dian Hsu dari Cheng Kung University dan Ali Muhammad, Ph.D., dari Fisipol UMY.

Area kerjasama antar kedua institusi ada pada pertukaran staff, pertukaran mahasiswa, kolaborasi riset, kerjasama dalam seminar dan akademik, pertukaran materi dan informasi akademik, serta program akademik jangka pendek. Dekan Fisipol UMY, Ali Muhammad,Ph.D., menjelaskan tujuan kerjasama adalah untuk meningkatkan pemahaman internasional antar kedua institusi. “Lebih detail dari isi MoA, maksimal 10 mahasiswa akan dipertukarkan oleh kedua institusi pada setiap semester. Selain mahasiswa, antar kedua institusi juga akan ada pertukaran pengajar maksimal 2, di setiap semester. Dan di setiap semester akan ada kolaborasi riset maksimal 2 tenaga riset,” jelas Ali.

Selain penandatangan MoA, pada kesempatan yang sama juga diselenggarakan seminar bertajuk “International Seminar on Social and Politics.” Hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut, Prof. Chin-Fu Hung, Ph.D., dari Cheng Kung University, dan Walker De Puy, Ph.D, Cand, dari University of Georgia, Amerika Serikat. Dalam seminar tersebut dibahas isu mengenai Fokus Asia dalam Konteks Perubahan Global.

Dalam penjelasannya, Prof. Chin-Fu Hung, Ph.D., mengutarakan tentang perubahan perilaku masyarakat Tiongkok dalam penggunaan internet dan sosial media. “Jumlah pengguna internet dan sosial media di Tiongkok semakin meningkat drastis, dan ini amat mempengaruhi pada perilaku politik masyarakat Tiongkok. Banyaknya pengguna internet dari kalangan masyarakat juga dimanfaatkan oleh aktor politik di Tiongkok untuk membentuk citra politik yang baik di kalangan masyarakat. Terutama masyarakat muda dan para profesional, karena pengguna internet di Tiongkok adalah dari kalangan tersebut,” jelas Prof. Chin-Fu.

Perilaku penggunaan internet di kalangan masyarakat Tiongkok juga disebut Prof. Chin-Fu berimbas pada perilaku demokrasi internet di Tiongkok. “Tiongkok memiliki sistem pemerintahan yang monarki. Namun dengan perkembangan internet yang pesat, ini menjadikan sebuah isu baru yang saat ini juga menjadi isu utama di Tiongkok, yakni tentang demokrasi internet. Perkembangan internet dan media sosial di Tiongkok juga memiliki pengaruh signifikan terhadap hubungan antara pemerintah dan masyarakat. Pengaruh perkembangan internet di China juga akan berdampak pada rezim otoriter yang ada disana,” jelas Prof. Chin-Fu.

Share This Post

Berita Terkini