Berita

Mahasiswa UMY Launching Buku Catatan Pengabdian Masyarakat di Luar Pulau Jawa

Alfina Rahmatia (2013), Mahasiswa jurusan IPIEF UMY sukses menggelar launching bukunya yang berjudul “Flores Punya Cerita… Itu Sudah” pada Jumat malam (7/4) di Tuan Muda Café, Seturan, Yogyakarta. Buku ini adalah cerita rangkuman perjalanan Alfin selama dua bulan tergabung dalam Proyek Ekspedisi Nusantara (PENA) yang melakukan pengabdian masyarakat di Sambi Rampas, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.

“Buku “Flores Punya Cerita… Itu Sudah” ini merupakan karya pertama dan terdiri dari 202 halaman serta terbagi menjadi 4 bab. Keseluruhan merupakan kumpulan cerita dari awal perjalanan menuju tempat pengabdian sampai akhir kembali ke Yogyakarta lagi. Setting Lokasinya ada di NTT, Jogja dan Makassar,” ujarnya ketika diwawancara tim BHP.

Mahasiswa yang disapa Alfin ini lebih lanjut menjelaskan bahwa buku pertamanya ini berisi cerita tentang seluruh kegiatan pengabdian di Sambi Rampas. “Isinya catatan perjalanan pengabdian. Cerita-cerita pengabdian yang ada di sana saya tulis berdasarkan sudut pandang saya. Jadi tokoh memakai sudut pandang orang pertama yaitu saya. Pengabdian yang kami lakukan mencakup semua aspek, yaitu pertanian, pendidikan, ekonomi, dan pariwisata,”lanjutnya.

Alfin mengaku memang sudah memiliki keinginan menulis cerita sebelum berangkat menuju Sambi Rampas. Dan saat menjalani pengabdian selama 2 bulan, dia menulisnya tiap hari. Dia juga mengaku akan menyumbangkan seluruh hasil penjualan kepada masyarakat Sambi Rampas. “Saya sudah punya keinginan untuk membuat buku sebelum berangkat. Waktu di posko, ketika sedang berisitirahat saya sempatkan menulis setiap hari. Temen-temen sudah tahu, jadi waktu saya lagi ngetik, mereka paham kalau saya tidak bisa diganggu waktu itu. Saya punya rencana hasil penjualan buku ini akan didonasikan ke rakyat Sambi Rampas. Karena kondisi sarana prasarana dan fasilitas pendidikan serta kesehatan di sana masih kurang,”ujarnya.

Pertama kali mengeluarkan karya buku, Alfin sempat merasa minder dan takut bukunya tidak diterima di masyarakat. Namun berkat dorongan orang tua dan teman-teman dari PENA, dia memutuskan menerbitkan buku ini. Dalam proses penerbitannya juga terbilang unik karena Alfin menerbitkannya sendiri dengan membentuk sebuah brand dibantu teman-temannya. “Saya sempat merasa minder, malu, takut, karena belum berpengalaman sebagai penulis. Takut nggak diterima di masyarakat. Akhirnya saya beranikan dibantu tiga orang teman membentuk brand Narasinara dan menerbitkan sendiri. Narasi artinya tulisan, nara adalah singkatan nama saya, tapi dalam Bahasa Sanskerta juga berarti bahagia,”lanjut Penyuka travelling ini.

Dalam penutupnya, Alfin berharap bukunya dapat diterima di masyarakat dan dapat menginspirasi anak muda khususnya untuk melakukan pengabdian masyarakat di luar pulau Jawa. “Semoga bukunya bisa diterima oleh masyarakat. Semoga juga dapat menginspirasi teman-teman mahasiswa/anak muda agar bisa melakukan pengabdian di luar Pulau Jawa. Karena bakal kerasa banget perbedaannya. Di sana tidak ada listrik, pendidikan, kesetaraan gender masih jauh dengan pulau Jawa. Ini jadi tugas kita untuk menyentuh mereka sebagai orang yang terpelajar,”tutupnya. (bagas)

Share This Post

Berita Terkini